Oleh : Theresia Sri Rahayu, Guru SDN Waihibur Kab. Sumba Tengah Provinsi NTT
Hari ini kami belajar bersama Ms Teh Kim Hong dan Mr Gan Teck Hock tentang materi “Teaching through Problem Solving”. Pertama – tama, kami diberikan pertanyaan “Pikirkan cara yang berbeda untuk mendeskripsikan 48 : 3. Lalu, Ms Teh menyajikan soal cerita sbb : Ada 12 es krim di dalam setiap kotak, dan ada 4 kotak. Jika 3 orang mendapat jumlah yang sama banyak, berapa es krim yang akan diperoleh oleh masing – masing orang ?
Maka, kami pun mulai mencari kalimat matematika untuk menyelesaikan masalah / soal itu.
Ini adalah beberapa alternatif jawaban yang kami temukan :
Peserta sedang mempresentasikan jawabannya
Selama kami mencari jawaban, ternyata Ms Teh juga berkeliling untuk melihat persamaan dan perbedaan jawaban di antara semua peserta. Kemudian, beliau membuat “highlight” untuk solusi yang kami berikan. Caranya dengan membandingkan berbagai jawaban. Kegiatan dilanjutkan dengan memasang jawaban yang kami tulis di majong paper, di Indonesia, kita menyebutnya kertas plano. Ms Teh menanyakan pada kami, mana jawaban yang mempunyai kemiripan satu sama lain ? Setelah kami menunjuk salah satu jawaban, Ms Teh melakukan konsolidasi pembelajaran, maknanya beliau memberikan persoalan baru pada kami yang related dengan pemerolehan konsep sebelumnya. Misalnya tadi kita sudah belajar tentang menemukan banyak cara untuk mendeskripsikan 48 : 3, maka sekarang, beliau memberikan masalah pada kami untuk mencari berbagai alternatif mathematical expression of 54 : 3.
Kegiatan yang kami lakukan di atas, sejalan dengan The Open Ended Approach.
https://tinyurl.com/y2yh9929
Pembelajaran diawali dengan posing problem, finding solutions, comparing and discussing untuk mendapatkan ide / pertanyaan / masalah baru. Pada bagian berikutnya, kami belajar tentang Dots (Titik – titik). Ms Teh Kim Hong menunjukkan selembar kertas dengan lima buah dot seperti gambar di bawah ini :
Lalu, menanyakan pada kami : “Apa yang kamu lihat ? Ada berapa banyak titik pada gambar ? Bagaimana mathematical expression nya ? Beberapa di antara peserta, termasuk saya, belum mengetahui tentang mathematical expression, lalu Ms Teh memaparkan bahwa mathematical expression adalah kalimat matematika yang dapat mendeskripsikan / mewakili sebuah pernyataan matematis. Sebagai contoh, dari gambar lima buah dot di atas, Apa mathematical expressionnya ?
Answer : 2 + 1 + 2 = 5
1 + 3 + 1 = 5
Lalu, gambar yang lainnya :
4 + 4 = 8
2 + 2 +2 + 2 = 8
2 + 4 + 2 = 8
Setelah kami mengenal mathematical expressions, berikutnya Ms Teh posing soal yang lainnya.
Lalu, kami masing – masing diminta untuk bekerja secara individu. Dan setelah beberapa menit, satu per satu teman kami mulai menjelaskan jawabannya. Sesekali Ms Teh berjalan mengelilingi kelas, mencari jawaban – jawaban yang mungkin berbeda. Ketika menemukan yang berbeda, Ms Teh pun akan mempersilakan kami untuk menjelaskannya di depan.
Berbagai alternatif jawaban yang ditemukan peserta
Ternyata, ada beberapa jawaban yang mempunyai kemiripan, dan kembali Ms Teh membuat highlight pada pembelajaran ini. Saya semakin tertarik dengan alur pembelajaran pada problem solving. Dan merasa semakin terbuka dengan pembelajaran matematika yang sudah saya lakukan selama ini di sekolah. Dan kemungkinan besar, pola pembelajaran problem solving yang sudah dilakukan selama ini masih kurang tepat. Tak berapa lama, Ms Teh pun memberikan enrichment dengan cara memperluas makna pembelajaran. Beliau memberikan tugas pada kami untuk menentukan mathematical expression jika pada gambar pertama ada 6 arm dengan masing – masing 4 dot, lalu sekarang kami diminta menghitung berapa banyak dot yang ada jika ada 6 arm dan masing – masing mempunyai 10 dots. Tak butuh waktu lama, kami pun dengan mudah menghitung jumlah dot nya. Begitu mudah dan praktis. Caranya dengan grouping / mengelompokkan dot, lalu menghitung member dari setiap group. Mathematical ekspression kali ini memang tentang multiplication (perkalian). Sehingga kami dapat dengan mudah memberikan jawaban.
Setelah itu, kami pun dibimbing untuk menyimpulkan pembelajaran ini, dan kami menemukan bahwa mathematical expression dapat digunakan untuk menunjukkan berbagai cara menghitung titik – titik. Mathematical ekspressions juga dapat digunakan untuk menemukan jumlah titik, bahkan tanpa melihat kalimat matematikanya secara langsung.
Berikut ini adalah lesson activities yang digunakan dalam pembelajaran dengan menggunakan dots :
Saya benar – benar tergugah dengan pembelajaran problem solving ini. Sangat menarik, mudah dipahami, dan praktis untuk diterapkan di sekolah. Saya membayangkan, sekembalinya nanti ke tempat tugas, saya akan mengaplikasikan pembelajaran seperti ini pada anak – anak di kelas 4, pasti akan sangat menyenangkan dan penuh makna. Permasalahan yang dihadapi dalam matematika, sebenarnya berakar pada kemampuan siswa untuk mengeksplore dan memahami setiap permasalahan yang disajikan dalam bentuk soal cerita. Lihat saja, berdasarkan analisis hasil belajar dan analisis soal saat melakukan Penilaian Harian (PH), Penilaian Tengah Semester (PTS), dan Penilaian Akhir Semester (PAS) / PAT. Soal cerita akan menunjukkan skor terkecil, sementara bobot soalnya tinggi. Akibatnya perolehan siswa hanya berkisar di peringkat C atau B untuk skala sekolah di tingkat kabupaten dan provinsi.
Berikut ini adalah tahapan – tahapan dalam menerapkan pembelajaran dengan problem solving :
1. Umpankan masalah, bantu siswa memahami masalah tersebut.
2. Beri kesempatan siswa belajar secara individu
3. Diskusi kelas
4. Buat kesimpulan / rangkuman pembelajaran
5. Konsolidasi pembelajaran dengan cara memberikan pertanyaan lanjutan
Namun, dalam Polya’s model, alurnya menjadi :
1. Memahami masalah
2. Membuat rencana
3. Mengeksekusi / menjalankan rencana
4. Melihat kembali solusi yang telah digunakan untuk memecahkan masalah
Untuk mendukung efektivitas pembelajaran, Polya mengusung beberapa strategi, di antaranya :
1. Draw a picture
2. Make a chart or list
3. Guess and Check
4. Use a formula
5. Look for a pattern
6. Work Backwards
7. Write a number sentence
8. Logical reasoning
Semua strategi itu dapat digunakan dalam rangka memberikan scafold pada siswa. Dari pembelajaran tentang titik ini, saya menemukan beberapa manfaat di antaranya dapat membuat siswa menjadi lebih kreatif dalam menemukan berbagai alternatif cara / jawaban untuk sebuah masalah. Selain itu, memberi kesempatan pada siswa untuk mengemukakan jawabannya (communication) pada saat diskusi dan meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi / HOTS dengan adanya tahap expanding the learning or consolidate learning, lebih menantang bagi siswa dan tentunya menarik. Kesimpulannya, keterampilan abad 21 sudah tercover dalam pembelajaran ini.
Berikut ini adalah contoh Lesson Plan dari Pembelajaran Problem Solving
Pada akhir sesi, saya membuat semacam refleksi dari apa yang sudah saya pelajari hari ini, bahwa segala sesuatu bermula dari sebuah titik. Sekalipun tidak mempunyai ukuran dan tidak dapat didefinisikan, ia masih mempunyai kedudukan. Seperti saya, terkadang saya merasa begitu terasing dengan sekitar saya, apalagi saya hanyalah seorang guru yang berasal dari pelosok timur Indonesia, yang sepertinya jauh dari hal – hal yang serba wah dan fasilitas yang lengkap. Namun, ternyata kessmpatan berharga justru saya dapatkan sehingga saya bertemu dengan para guru hebat, widyaiswara yang kompeten, dan para pengajar yang sangat ahli di bidangnya dalam program ini. Saya bayangkan, saya sebagai sebuah titik, demikian juga teman – teman peserta lain sebagai titik lainnya. Lalu kami dikelompokkan oleh PPPPTK Matematika dan dihubungkan dengan garis – garis ajaib sehingga dapat berada di SEAMEO RECSAM untuk menimba ilmu dan wawasan baru. Dari kedudukan yang pertama di Tanah Sumba, lalu ke Jakarta, ke Malaysia, dan pada waktunya nanti pulang ke Jakarta, lalu Yogyakarta hingga kembali ke tempat semula di Tanah Sumba. Tentunya, ibarat pepatah, banyak berjalan banyak juga yang dilihat. Kami hanya mampu bersyukur pada Tuhan untuk semua berkat ini.
Terakhir, saya ingin membagikan quote ini :
Be a teacher that can inspire your students and you need to be different.
Penang, 18 Maret 2019*)