PPPPTK Matematika melaksanakan Diklat Instruktur Nasional gelombang ke-5 secara serentak mulai tanggal 13 September 2016 di 23 lokasi yang ada di region Sumatera, Sulawesi, D.I. Yogyakarta, Jawa Tengah, dan DKI. Jakarta. Diklat pada gelombang 5 ini ditujukan untuk para calon Instruktur Nasional jenjang SD, SMP, dan SMA dengan pola 100 jam pelajaran.
Salah satu lokasi pelaksanaan Diklat Instruktur Nasional Region D.I. Yogyakarta adalah PPPPTK Matematika dengan diikuti sebanyak 200 peserta. Upacara pembukaan kegiatan tersebut dilaksanakan di Aula PPPPTK Matematika yang dihadiri oleh pejabat struktural dan fungsional PPPPTK Matematika.
![]()
Hari Suryanto, S.IP., M.PA. mewakili Kepala PPPPPTK Matematika memberikan sambutan dalam Pembukaan Diklat Instruktur Nasional Guru Pembelajar Guru Dikdas Provinsi DIY di Aula PPPPTK Matematika
Kepala Seksi Penyelenggaraan PPPPTK Matematika, Hari Suryanto, S.IP., M.PA. dalam sambutannya memberikan apresiasi kepada para guru yang terpanggil dan berkenan mengikuti Program Guru Pembelajar yang telah dicanangkan Kementerian Pendidikan Nasional dan Kebudayaan.
Dijelaskan oleh Kasi Penyelenggaraan bahwa Program Guru Pembelajar adalah program peningkatan kompetensi bagi guru yang melibatkan partisipasi publik meliputi pemerintah daerah, organisasi kemasyarakatan, orang tua siswa, serta dunia usaha dan dunia industri, dalam bentuk kegiatan pendidikan dan pelatihan (diklat), kegiatan kolektif guru, dan kegiatan lain yang mendukung. Program Guru Pembelajar sebagaimana dimaksud dilaksanakan dengan menggunakan 3 (tiga) moda pembelajaran, yakni: tatap muka, pembelajaran dalam jejaring (daring), dan pembelajaran kombinasi antara tatap muka dengan pembelajaran dalam jejaring (daring kombinasi).
Menurutnya, tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan ini adalah untuk menyiapkan Instruktur Nasional yang dapat ditugaskan untuk melaksanakan Program Guru Pembelajar bagi guru sasaran menggunakan 3 (tiga) moda pembelajaran tersebut.
Melalui kegiatan Diklat Instruktur Nasional Guru Pembelajar diharapkan akan terbentuk paradigma yang sama dalam menyukseskan Program Guru Pembelajar dan sekaligus menghasilkan strategi yang sama dalam memfasilitasi Guru Pembelajar agar tercipta proses belajar mengajar interaktif dan inspiratif yang mengundang konflik kognitif sehingga sehingga guru mau melaksanakan peningkatan kompetensi secara mandiri. (CS)