leh: Alphian AbuFarisArkan
2019 merupakan tahun yang begitu mengesankan. Berbagai mimpi telah kusemai dengan doa yang tak kunjung putus ditahun sebelumnya. Sebagai anak kampung yang mencoba mewujudkan mimpi di rantauan mungkin agak nggak pede juga bercita-cita setinggi langit.
Serasa bagai mimpi, tatkala mendapat info bahwa namaku masuk dalam 13 guru SD yang akan diutus Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui PPPPTK Matematika Jogjakarta untuk belajar di Luar Negeri.
Dokumenatasi: Photo bersama Kapus PPPPTK Matematika saat Pelepasan Oleh Kemdikbud Short Cource Enchanching Primary Mathematics Learning in STEM Environment di RECSAM, Penang-Malaysia selama bulan Maret 2019.
Saat info pendaftaran dan seleksi, berulang kali berkecamuk dalam diri mau apa tidak. Harus sadar diri dengan kemampuan karena salah satu syaratnya adalah memiliki kemampuan berbahasa Inggris Aktif baik lisan maupun tulisan.
Dokumentasi: Photo bersama Mendikbud saat Pelepasan Guru Keluar Negeri
Dokumentasi: Photo bersama Dirjen GTK saat Pelepasan Guru Keluar Negeri
Masa sekolahan yang kelam, saat itu Bahasa Inggris merupakan momok yang sangat menakutkan. “Bagiku Bahasa Inggris tak ada gunanya untuk dipelajari”, pikiran yang selalu mengusik diriku. Tiap kali Mapel ini masuk maka akan ada berjuta alasan untuk sejenak meninggalkan kelas.
Hari menjelang seleksi itu, merupakan moment penyesalan yang tak terhingga. Hati sangat ingin ikut seleksi, namun kemampuan menyadari diri juga lebih besar.
Sampai seorang sahabat sekaligus guru kehidupanku menyampaikan “Daftar sajalah, bukankah Mimpi itu harus dikejar. Jangan biarkan dia berlalu sementara engkau tidak berbuat apa-apa”.
Bagai tersentak bangun dari tidur memastikan diri untuk ikut seleksi. Keyakinan dalam diri bahwa Kompetensi itu penting tapi Doa Kedua Orang Tua dan motivasi rekan-rekan smart yakin pertolongan Allah PASTI.
Berani melangkah, dengan bermodal nekat ternyata baru tahu bahwa peluang itu sangatlah kecil.
Jumlah guru di Indonesia itu ada lebih dari 3,2 juta orang sementara guru yang dikirim hanya 1000 guru. Peluang 0,031% itu dikuatkan oleh motivasi Guru Kehidupanku, “meski itu hanya 1 orang dari sekian banyak pendaftar maka jangan pernah ragu sedikitpun yakinlah itu adalah dirimu”.
Dokumentasi: Photo bersama Bu Dr. Daswatia Astuty Kepala PPPPTK Matematika Jogjakarta dan Bu Arlina Guru SMP Maros serta Bu Masrita Ghani Guru SMP Luwu, Ke empat orang dalam Photo ini rupanya dari Sulawesi Selatan
Hari ini di sini di ruang tunggu ini, tak henti ku Ucap Syukur. Masih terbawa suasana mimpi itu terwujud saat benar-benar setelah Check In di Loket Penerbangan, Selembar Kertas Kecil Boarding Pass Bertuliskan Jakarta-KL sampai ke tanganku melalui Sosok keren dan semangat melayani kami Bu Anna dan Pak Suhadi.
Ya Allah mimpi ini nyata.
Tak sanggup kutahan derai air mataku.
Terima kasih ya Allah. Terima Kasih Mama.
Terima Kasih Papa.
Terima Kasih Anak dan Istriku.
Terima Kasih Keluarga Besarku.
Terima Kasih Rekan Sejawatku.
Terima Kasih Pimpinanku.
Terima Kasih Ortu Siswa dan Murid-muridku.
Terima Kasih Kepada Kepala PPPPTK Matematika dan seluruh staf dan Jajarannya.
Wabil Khusus terima kasih untuk semua Ilmu dan Doa dari Guru-guruku, guru akademis maupun GURU KEHIDUPANKU.
Entah dengan apa, aku mampu membalas semua ini.
Dokumentasi: Photo saat berada di Bandara sesst sebelum keberangkatan ke Malaysia, menapatap kedepan untuk terus melangkah maju meraih mimpi
Bersyukur kepada Allah menjadi Bagian Dari Keluarga Besar Guru Indonesia yang PPPPTK Matematika kirim pertama kali untuk mengikuti program Pelatihan Guru ke Luar Negeri bertajuk Enchanching Primary Mathematics Learning in STEM Environment di RECSAM, Penang-Malaysia selama bulan Maret 2019.
Kesempatan ini tidak boleh disia-siakan. Belajar untuk mengasah kemampuan. Kembali membangun negeri melalui pengabdian di Jalur Pendidikan.
Dokumentasi: Photo bersama Kapus PPPPTK Matematika dengan Tim Guru dan WI Indonesia yang akan ke Malaysia
Ke Luar Negeri bukan berarti mereka lebih hebat, karena aku yakin Indonesiaku jauh Lebih Hebat, Jauh Lebih Cantik dan Jauh Lebih Kaya.
Dokumentasi: Photo peserta Short Course Korea dan Malaysia saat Pree Departure di Grand Mercure Hotel Jakarta
Terminal Keberangkatan Internasional Soekarno-Hatta
10 Maret 2019