Oleh: Alphian AbuFarisArkhan
Malam ini, suasana asrama mulai hening. Waktu belum begitu larut namun hampir tak ada kegaduhan seperti malam pertama kami di Internasional House SEAMEO-RECSAM ini. Hanya sesekali terdengar ada pintu terbuka dan akhirnya kembali tertutup sunyi pun kembali menghampiri.
Sore tadi selepas kegiatan kelas, memang saya sempat ketiduran. Setelah bangun rupanya waktu magrib sudah hampir masuk. Memeriksa kondisi kamar ternyata pak Zazuli Samsam guru Senior nan energik dari Bangka Belitung (Negeri Laskar Pelangi) teman sekamarku itu tak ada. Buka WA rupanya beliau sedang keluar sejenak untuk mencari kudapan malam kuliner khas Penang Malaysia.
Kulangkahkan kaki menuju Tandas (WC dalam bahasa melayu) membersikan tubuh yang seharian beraktivitas dan menyucikan diri untuk menghamba kepada Rabb semesta alam.
Semua telah beres, mulai kubuka laptopku. Tugas membuat resume dan Jurnal pelajaran hari ini harus segera diselesaikan. Masih ada sekitar 13 resume materi kedepan yang menunggu. Jika tak dicicil maka dipastikan kerjaan ini akan berat menumpuk di akhir. Jemari mulai menari di atas keyboard laptop yang selalu setia menjadi pelipur lara dalam segala kondisi. Dia tahu persis setiap ungkapan hati yang tertuang dalam tiap untaian kata pada lembaran yang kutulis.
Satu persatu catatan, hand out dan memori kupanggil kembali. Di awali dari kegiatan di pagi hari bersama Mr. Liman Anthony dengan sabar mengajari kami materi tentang Familirisation to Recsam ICT System. Kami diperkenalkan bagaimana system kerja ICT dalam laboratorium Recsam. Wah, ternyata seluruh komputer dalam Labtoratotium itu terkoneksi dalam Local Area Network (LAN). Sangat efektif dan efisien dalam melaksanakan berbagai kerja yang melibatkan banyak orang. Seluruh data dengan mudah dapat diakses dan dishare oleh rekan kerja tanpa harus berbagi melalui Flashdisk yang sangat rentan untuk berbagi Virus jahat.
Dokumentasi: Mr. Liman saat membawakan materi tentang Familirisation to Recsam ICT System
Selain memperkenalkan mekanisme kerja sistem ICT Laboratorim Komputer, Mr. Liman begitu sapannya juga mengajarkan kami bagaimana cara memaksimalkan pemanfaatan Ms. Office World, Ecxel, dan Power Point dalam Pembelajaran. Ilmu ini tentu bukan hal yang baru bagi kami, tapi meyakinkan bahwa aplikasi yang sangat familiar ini untuk membantu tugas dan fungsi sebagai guru itulah yang menjadi penekanan. Kondisi di lapangan ternyata banyak guru yang belum begitu maksimal dalam memanfaatkan ke tiga jenis Ms. Office ini.
Dokumentasi: kegiatan peserta saat belajar materi tentang Familirisation to Recsam ICT System
Kami juga diperkenalkan bagaimana membuat dan memaksimalkan penggunaan Gmail melalui Google Drive dan Google Form. Hal inipun bukan hal baru bagi kami. Tetapi memastikan bahwa ini penting dan sangat membantu itulah yang ingin beliau sampaikan. Trik mendownload dan mengkonversi video dari Youtube dan menjadikannya sebagai media pembelajaran juga bukan hal baru. Melalui kegiatan ini kami bisa mengambil kesimpulan bahwa dalam hal kemajuan ICT di Indonesia tak jauh ketinggalan bahkan berani saya katakan kita bisa bersaing dengan negara lain. Hanya saja kita belum begitu tahu apa kegunaannya dan bagaimana menerapkan dalam pemecahan masalah kehidupan terutama terkait dengan tupoksi sebagai guru. Inilah sebenarnya yang menjadi point penting dalam sesi ini. Banyak orang sangat terobsesi dengan berbagai kemajuan, sementara yang sederhana saja belum mereka maksimalkan. Apa yang terjadi, mengejar kemajuan tanpa pondasi yang kuat membuat apa yang dibangun itu lemah dan kapan saja mudah rapuh, roboh dan dilupakan.
Pada sesi kedua melalui Mrs. Teh Kim Hong yang sangat semangat mengajarkan kami tentang 21st Century Learning Skills & Mathematic Teaching & Learning. Dalam materi ini kembali dikuatkan tentang kompetensi yang mesti dimiliki oleh siswa kita di abad 21. Inipun bukanlah hal yang baru. Di Indonesia juga sudah kita dapatkan dalam berbagai pelatihan terkait dengan Kurikulum 2013. Namun hal menarik terungkap adalah dikalangan guru berkembang penguasaan keterampilan ini hanya sebatas tahu konsepnya tapi praktisnya di lapangan sama saja dengan abad 18, 19, dan 20. Hal ini ternyata tidak hanya terjadi di Indonesia. Di berbagai negara di Asia tenggara juga masih banyak yang seperti itu. Melalui kegiatan kerja kelompok berbasis kasus, kami sadar ternyata konsep keteampilan abad 21 ini mesti benar-benar tertuang dalam proses pembelajaran. Creative Thingking, Critikal Thingking, Communication and Colaboration harus muncul melalui proses pembelajaran yang didesain guru dengan apik.
Dokumentasi: Kegiatan peserta saat belajar materi tentang 21st Century Learning Skills & Mathematic Teaching & Learning oleh Mrs. Teh Kim Hong
Sesi ketiga, Dr. Warabhorn Preechaporn seorang Ilmuwan matematika keturunan Thailand mendampingi kami dalam materi STEM Education in Math Classroom. Science, Technology, Engineering, and Mathematics bagi saya ini adalah hal yang baru. Istilah STEM sudah sering didengar bahkan menjadi perbincangan di kalangan guru. Di Indonesia sedang hangat diperbincangan dan dilatihkan ke guru mengenai pembelajaran Higher Order Thingking Skill. Sementara tantangan era Industri 4.0 mengharuskan pengusaan ilmu yang memadai dan menunjang pencapaian tersebut. Penguasaan ilmu pengetahuan dalam bidang Science, Technology, Engineering, and Mathematics menjadi sangat penting. Oleh karena itu, Dr.Wara begitu sapaannya menyampaikan bahwa bukan jamannya lagi mengajarkan Ilmu itu hanya sekedar untuk diketahui. Jauh dari itu, siswa harus tahu apa ilmu yang akan dipelajari, bagaimana mengembangkannya, dan mengapa iya harus mempelajari suatu ilmu pengetahuan. Beliau juga memperkenalkan beberapa hasil pembelajaran berbasis STEM dalam bentuk Prototype dan demo robotic.
Dokumentasi: Kegiatan peserta saat belajar materi tentang STEM Education in Math Classroom. Science, Technology, Engineering, and Mathematics oleh Mrs. Dr. Warabhorn Preechaporn
Sungguh pengalaman pembelajaran yang sangat berharga. Ketiga pemateri yang sangat luar biasa memotivasi. Meski mereka kebanyakan sudah tidak muda lagi, tetapi semangat mereka untuk belajar dan berbagi itulah yang kami jadikan sebagai inspirasi.
Menyelesaikan jurnal dan resume, sesekali saya membuka Handphone yang kadang berdering. Wah, ternyata digroup WA peserta Short Course Recsam tengah ramai. Suasana asrama sepi, tetapi malah dalam group ramai. Satu persatu pesan itu kubaca. Hmmmm,……
Pantas ramai, ternyata besok kami akan ditinggalkan dua orang yang sangat berperan penting suksesnya kegiatan kami ini. Mereka rela bekerja siang malam hanya untuk memastikan kami semua terpenuhi kebutuhan selama persiapan, pelaksanaan, hingga akhirnya nanti merencanakan rencana tindak lanjut diakhir kegiatan rangkaian short course ini.
Bu Anna Tri Lestari dan Pak Suhadi. Yah… itulah mereka yang kerap saya sebutkan dalam tulisan lalu mengenai kegiatan di SEAMEO-RECSAM ini.
Bu Anna pertama kali mengenalnya pada bulan November 2018. Kala itu saya mengikuti kegiatan ToT Instruktur Provinsi Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi (KBTT) berbasis PISA dan USBN di PPPPT Matematika Jogjakarta. Beliau saat itu masuk kelas saya di sesi akhir saat penyusunan Rencana Tindak lanjut dan Proposal Pengimbasan hasil Pelatihan. Saat itu sih saya belum kenal beliau, buktinya saat disuruh menuliskan nama beliau di bagian Pejabat yang bertanda tangan di RTL maupun Proposal sempat salah dan dibenarkan oleh Ibu Estina WI PPPPTK Matematika. Apalagi tentu Ibu Anna pasti tidak tahu namaku hehehe.
Saat pengimbasan hasil pelatihan di Makassar, ibu Anna diutus untuk menghadiri penutupan acara pelatihan yang sudah dilaksanakan selama tiga hari. Beliau didampingi oleh Ibu Rumiati (WI PPPPTK Matematika). Saat itulah baru sempat berkenalan dengan beliau bahkan sempat juga berphoto dengan Istri dan Anak-anakku.
Memang kalau jodoh tentu tak akan kemana, Uppsss. Pertemuan berlanjut setelah saya lolos seleksi Short Course ini. Sejak dari Pree Departure bahkan sampai ke Malaysia pun beliau yang mengantar. Aduh bahagianya…. Hmmm jangan pikir macam-macam.
Muda, cerdas, ikhlas, dan energik. Itulah gambaran yang cocok untuk bu Anna. Salut dan merinding saja saat penandatanganan MoU antara PPPPTK Matematika dengan SEAMEO-RECSAM. Beliau didaulat sebagai wakil dari Organisasi Besar Pemerintah Indonesia yaitu Kemdikbud melalui PPPPTK Matematika. Luar Biasa…..
Berikutnya pak Suhadi. Kenal beliau belum begitu lama. Sudah sering ke PPPPTK Jogja namun entah apa sudah pernah bertemu apa belum. Lupa-lupa tidak ingat…! Baru begitu jelas saat Pree Daparture. Saya sangat ingat karena beliau yang secara intens mengingatkan terkait keuangan. Hahahaha…. Kalo ini mah pasti diingat.
Santai, serius, sabar, teliti, ngangeni…. Kira-kira begitulah gambaran singkat untuk beliau. Salam hormatku pak Semoga bapak senantiasa sehat, agar nanti saat Post Daperture kita bisa bertemu kembali…. (Modus)
Yah… dua sosok keren ini, besok akan meninggalkan kami di Penang. Panggilan tugas di Tanah Air tentu sudah menunggu. Saya tahu persis dalam hati mereka juga berat untuk meninggalkan kami. Tapi tentu akan lebih berat lagi jika harus tinggal sementara kontrak kamar di asrama akan berakhir besok,…. Masa harus ngekos di apartemen…
So…, mereka adalah sosok inpiratif. Melalui mereka saya banyak belajar “arti dari sebuah pengabdian dan pelayanan”. Sukses terus, dua sosok yang murah senyum. Dua sosok yang semangat berada di garis depan terbukti saat di bandara mereka selalu di depan untuk mengurus tiket para peserta. Selalu di depan layaknya Panglima di Medan Perang.
Bu Anna dan Pak Suhadi… Panglima yang Murah Senyum….
International House SEAMEO-RECSAM, Penang-Malaysia
12 Maret 2019