Quantcast
Channel: p4tkmatematika.org
Viewing all articles
Browse latest Browse all 364

Vira Math Tour 2

$
0
0

Jurnal harian , 8 Maret 2019

Oleh Vira Afriati

Hari keenam di Korsel kami dijadwalkan belajar 4D Frame dan aplikasinya dalam pembelajaran matematika. Awalnya saya pikir kami akan belajar software apalah yang ga ngerti saking canggihnya. Udah takut bakalan ngantuk karena semalam tidur telat. Ternyata pembelajaran hari ini sangat asyik sepanjaaaaang hari. Jujur baru kali ini saya benar benar merasakan “Mathematic is beatifull”. Biasanya Cuma tau istilahnya atau lihat – lihat di internet atau pas belajar filsafat matematika. Pura – pura merasa matematika indah, padahal ga gitu juga yang berasa di hati. Tapi hari ini saya benar – benar mengakui dan melihat the beauty of Math. Semoga cerita dan foto – foto ini bisa menyampaikan rasa takjub saya terhadap beauty of Math.

Hari ini kami di beri workshop langsung oleh pendiri 4D Frame, Park Ho Gul. Bahkan kesempatan ini termasuk langka oleh orang Korea sendiri. KNUE sungguh luar biasa menjamu kami. Para pengajarnya profesor yang handal. Kalaupun bekerja sama dengan pihak luar ga tanggung tanggung yang kelas TOP nya. Mr. Park tidak membawakan presentasinya dalam bahasa Inggris, dia ditemani penerjemah dari panitia KNUE yang menerjemahkan bahasa koreanya ke inggris. Oppa Korea gitu, masih umuran mahasiswa. Dari presentasinya kami baru ngeh bukan tentang software komputer tapi semacam alat peraga kerangka bangun, yang diciptakan langsung oleh tangan kita. Kenapa 4D? Saya tanya itu juga tadi.

4D frame adalah creative educational tools yang menggabungkan unit – unit bangun menjadi macam – macam polihedron bahkan tidak terbatas bisa terbentuk bentuk bentuk lainnya mengikuti imajinasi kita. Saat itu saya bertanya kenapa diberi nama 4D Frame (kerangka 4 Dimensi)? Memangnya dimensi keempat apa? Kalau 3D semua tau kan, ya bangun ruang, ada panjang , lebar, tinggi, kalau 4D apa dimensi yang keempat? Nah berikut jawaban beliau yang saya usahakan terjemahkan dari penerjemahnya beliau. Dah panjang prosesnya ya? Dari bahasa korea ke inggris ke indonesia lagi. Jika ada bias mohon dimaafkan.

3D adalah segala sesuatu yang dapat dilihat dengan mata tetapi 4D sesuatu yang tidak terlihat, namun ada dalam fikiran dan imajinasi kita. (penerjemah beliau menggunakan istilah invisible and invisible and imagination). 4D frame membantu mewujudkan ide – ide yang ada dalam imajinasi kita menjadi nyata. Ia pun lalu menunjukkan gambar gambar yang biasanya hanya bisa ditampilkan Geogebra, tapi dengan 4D frame bisa diwujudkan dalam dunia nyata dan bisa dipegang.

EMB00002440462e

Tampilan 4D Frame ini nampaknya rumit. Kami tercengang karena dia menampilkan bahwa di Korea mulai dari anak TK sudah belajar 4D frame? Waaaaaah, benar – benar deh mereka. Dia tidak berbohong dengan menunjukkan foto – foto aktivitas anak TK, SD, bahkan mereka sering menyelenggarakan lomba untuk anak sekolah. Korea Selatan terbuka terhadap dunia membuat kompetisi 4D Frame, ataupun diklat tentang 4D fraame. Banyak negara yang ikut bersaing atau belajar disini seperti China, USA, Sweden, Hongkong, England, Saudi Arabia, Qatar, dan di Indonesia pernah ada utusan datang dari UPI tahun 2018. Mr Park juga menampilkan foto ketika CEO Geogebra datang ke Korsel dan gambar abstrak di Geogebra dijadikan nyata oleh 4D Frame.

E:\belajar di korsel\foto vira di korsel\IMG_20190308_091659.jpg       E:\belajar di korsel\foto vira di korsel\IMG_20190308_090409.jpg

Bentuk 4D frame ini sepintas seperti pipa kalau kita mau buat kerangka kubus, tetapi pipanya bukan seperti sedotan minum. Pipanya terbuat dari poly-prophylene, kuat tapi lentur, dan ada konektornya berbentuk seperti bintang atau bunga salju untuk menghubungkan pipanya. Pipa pipa inilah yang dihubungkan sehingga dapat membentuk macam – macam polihedron. Umumnya panjang pipa ini 7 cm, tetapi dapat dipotong – potong sesuai kebutuhan.

E:\belajar di korsel\foto vira di korsel\IMG_20190308_094242.jpg

Lalu Mr Park pun mendemostrasikan menyusun 4D Frame. Sebelum merangkai dia meminta kami berfikir apa yang bisa kami buat dengan pipa pipa dan konektor tersebut. Membuat pertanyaan pancingan seperti ini sangat ditekankannya. Dia ingin saat kami mengajar juga harus selalu menggunakan pertanyaan pancingan. Kami agak berfikir dan karna masih di tahap yang mudah kami serentak menjawab kubus. Kemudian Mr. Park menyusun kerangka kubus. Lalu ada wadah seperti akuarium yang isinya air sabun. Dia mencelupkan kerangka kubus itu ke air sabun. Dia meminta kami memancing pertanyaan lagi. Kira – kira apa yang akan terbentuk jika kerangka kubus itu dicelupkan ke air? Mulai banyak yang diam. Seorang peserta mengatakan kerangka kubus akan diselimuti permukaannya dengan gelembung sabun. Jadi kerangka tersebut menjadi kubus yang memiliki permukaan. Mr. Park lalu mencelupkan kubus tersebut sambil berakting seolah – olah dia pesulap, bersuara “Dung Dung Dung Dung Dung…..”. Ternyata saat kerangka kubus tersebut diangkat bukan hanya terlihat permukaan kubus, tapi bidang – bidang diagonal di dalam kubus juga terlihat. Kami terkejut. Itu sangat indah. Kejutan belum selesai, Mr. Park meniup pelan balon di kubus lalu terbentuk balon kubus kecil di tengah – tengah  kubus semula. Representasi seperti ini biasanya hanya kami lihat di software – software, tidak pernah melihat proses pembetukannya secara nyata. Yang kami lihat ini murni alamiah kan, bukan rekayasa komputer seperti geogebra. Kejutan masih berlanjut. Dia melepas salah satu pipa kerangka kubus. Lagi lagi kami diminta berfikir apa yang akan terjadi. Saya pikir hanya akan tebentuk kubus terbuka yang salah satu sisinya tidak ada. Sekali lagi Mr Park membacakan mantranya, “Dung dung dung dung….” saat diangkat ternyata muncul balon membentuk kurva persamaan kuadrat. Begitu juga saat dia melepas lagi satu pipa lainnya, muncul kurva yang berbeda. Entah kenapa spontan dari hati saya bilang, “beautiful!”

 

Mr Park ternyata tidak hanya demonstrasi, kami diminta menyusun sendiri 4D frame kami. Ha?? Mana bisa?? Ga ngerti!!! Tapi setelah dijalani, dibekali panduannya, oooo ternyata mudah sekali. Setelah itu semua asyik merangkai. Di tahap yang sederhana kami merangkai setengah bola dan torus, diawali dengan merangkai hexagon. Unit – unit hexagon digabungkan membentuk setengah bola. Untuk merangkai torus kemampuan matematika kami di gali. Diawali dengan membuat oktagon (segi delapan) 3 cm sebanyak 16 pieces. ( pegel lho!). ke delapan unit digabung di tengah 3,5 cm sampai terangkai mengarah menjadi torus. Lalu….. nah ini dia, kami diminta menghitung panjang pipa yang menghubungkan setiap oktagon. Nampaknya pertanyaan simple, tapi ternyata benar – benar berputar otak untuk menghitungnya. Saya juga salah jawab. Tidak perlu rumus yang rumit, cukup keliling lingkaran, tapi aplikatif sekali perhitungan matematikanya. Begitu seterusnya kami menghitung panjang pipa – pipa penghubung lainnya. Menyenangkan sekali mengerjakan perhitungan matematika saat tuntutannya bukan soal, tetapi kemampuan matematika dibutuhkan dan diaplikasikan untuk menyelesaikan proses pembuatan torus kami. Saya rasa ini salah satu bentuk pembelajaran Higer Order Thinking. Rumusnya hanya keliling lingkaran, pertanyaannya juga sederhana, tapi untuk mengerjakannya betul betul harus bernalar dan tidak ada prosedur rapi sistematis kaku yang biasanya disusun guru. Terserah mau mulai dari mana. Harusnya ini untuk anak SMP, tapi bahkan kami guru sudah kewalahan, tapi ini bukan sulit, kami bisa, hanya saja perlu jauh lebih kreatif untuk menerapkan perhitungan matematikanya.

E:\belajar di korsel\foto vira di korsel\IMG_20190311_211213.jpg   E:\belajar di korsel\foto vira di korsel\IMG_20190311_203935.jpg E:\belajar di korsel\foto vira di korsel\IMG_20190311_203941.jpg

E:\belajar di korsel\foto vira di korsel\IMG_20190311_203856.jpg  

Setelah torus kami jadi kami diminta menggabungkan torus milik kami pribadi (boleh diputar, dibelokkan, atau atasnya yang dibuka, terserah imajinasi kami) dengan teman satu meja, lalu teman sebelah meja, hingga seluruh kelompok menggabungkan torusnya. Salah satu peserta iseng membuat kepala ular berbentuk bola dari figure bola kami mula mula. Ia juga menambahkan mata dari 4D ke kepala ular itu. Jadi kami memutuskan membuat ular yang panjang dengan kepala ular miliknya. Seru sekali, sangat enjoyable kelas kami. Saat itu sudah hampir sore dan kami sudah belajar dari pagi tapi ga ada ngantuknya.

Rupanya kejutan kami belum selesai. Kali ini kami diminta keluar ruangan membangun “Dome” dari 4D Frame yang besar sampai kami muat masuk ke dalam. Pipanya panjang dan besar bisa digenggam. Tapi kali ini perhitungannya di skip. Langsung rakit saja, sudah sore. Saat merakitnya  otak saya tidak segesit peserta laki – lakinya. Untuk merangkainya juga harus dipikirkan mengikuti pola, jika tidak bisa ambruk. Kami senang saat dome kami selesai terbangun lalu foto – foto.

E:\belajar di korsel\foto vira di korsel\IMG_20190308_120545.jpg E:\belajar di korsel\foto vira di korsel\IMG_20190308_120631.jpg

Kami pikir pelajaran kami sudah selesai, ternyata kejutan paling akhir disimpannya untuk akhir pembelajaran. Kali ini kami dibawa keluar gedung. DINGIIIIIIN!!!!!  Di Korea belajar di Luar gedung, Brrrr!!! Mr. Park bilang kami akan membangun menara setinggi 6 meter!!! HUAAA??? Kami menyusunnya pelan – pelan. Kami dibagi dua kelompok. Ada kelompok yang menyusun dasar menara, ada kelompok yang menyusun puncak menara. Setelah kedua kelompok selesai menyusun mengikuti arahan Mr. Park dan melihat keteraturan polanya, kedua kelompok menyatukan bangunannya. Puncak menara diangkat pelan – pelan, harus dipegang supaya tidak lepas. Menyatukannya juga harus melihat pola, jika tidak sesuai menaranya miring. Akhirnyaaa…. selesai!!! Kami pun puas foto – foto dengan menara kami.

E:\belajar di korsel\foto vira di korsel\IMG_20190308_164241.jpg

Oh ya, satu nilai positif sampingan yang juga saya amati. Guru – guru korea bertanggung jawab atas kebersihan kelasnya. Setiap kami selesai gunting menggunting sampahnya langsung dikutip sehingga tidak bertumpuk. Sebelum meninggalkan kelas mereka memastikan tidak ada lagi sampah. Begitu juga selesai membangun menara kami membereskannya ramai – ramai dan memasukkan pipa sesuai warnanya, tidak asal dimasukkan. Durasi waktu kebersihan ini dimasukkan dalam durasi mengajarnya. Jadi jika jadwal belajar kami selesai jam 5, maka sengaja diaturnya jam 4.50 kami merapikan sampah. Budaya ini sebenarnya tidak sulit untuk ditiru asal semua sepakat mentaatinya dan membiasakan diri seperti yang terjadi dengan kami disini. Semoga saat di Indonesia kebiasaan ini tidak luntur.

Demikian jurnal harian 8 Maret 2019


Viewing all articles
Browse latest Browse all 364

Trending Articles


Girasoles para colorear


mayabang Quotes, Torpe Quotes, tanga Quotes


Break up Quotes Tagalog Love Quote – Broken Hearted Quotes Tagalog


Patama Quotes : Tagalog Inspirational Quotes


Pamatay na Banat and Mga Patama Love Quotes


5 Tagalog Relationship Rules


INUMAN QUOTES


Re:Mutton Pies (lleechef)


FORECLOSURE OF REAL ESTATE MORTGAGE


Sapos para colorear


Tagalog Quotes About Crush – Tagalog Love Quotes


OFW quotes : Pinoy Tagalog Quotes


Long Distance Relationship Tagalog Love Quotes


Tagalog Quotes To Move on and More Love Love Love Quotes


BARKADA TAGALOG QUOTES


Best Crush Tagalog Quotes And Sayings 2017


Vimeo 10.7.0 by Vimeo.com, Inc.


Vimeo 10.7.1 by Vimeo.com, Inc.