Oleh: Alphian AbuFarisArkhan
Pagi dini hari waktu Penang, terjaga dari mimpi karena lentingan Nada Alarm HandPhone Pak Zazuli dengan irama khas melayu Bangka Belitung yang memecah sunyinya malam. Mata masih mengantuk melihat rindu yang kutitipkan semalam belum berbalas. Entah mungkin iya lelah, atau mungkin pula sudah tak peduli… hehehe. Semoga nada rindu ini selalu bersambut begitu doaku di 1/3 malam terakhir.
Pagi mulai menyingsing memerah jingga ufuk timur langit Penang. Kubuka pintu kamar sembari duduk memandangi gelapnya pagi buta menunggu Azan Subuh berkumandang ditelinga. Masih saja sepi sejak semalam tak ada yang berubah.
Memulai aktifitas pagi sendiri di depan pintu, pecah kesunyianku ketika ketika kudengar langkah bergegas tak beraturan menaiki anak tangga. Dalam remang kuperhatikan dari kejauhan siapakah gerangan.
“Wah…., ngapapain bu Subuh-subuh sudah rusuh?” tanyaku.
“Ini ada barang mau dikasih ke Pak Anang, mungkin masih tidur tapi harus saya kasih karena pagi ini harus segera ke Bandara” kata Bu Anna”.
Itu teryata bu Anna sudah siap-siap untuk pulang ke Indonesia pagi ini. Beliau bersama pak Suhadi ternyata sudah ada jadwal penerbangan pukul 10.00 dari Penang.
Waktu subuh yang ditunggupun tiba, kutunaikan segera panggilan Illahi mengharap keridhaannya dan petunjuknya. Hingga akhirnya bersiap untuk pagi sekali ke tempat sarapan menunaikan perintah Pak Suhadak Ketua Kelas kami. Beliau memberi ultimatum agar semua lebih pagi dari biasanya bersiap kuliah dan sarapan karena akan ada sesi photo bersama dengan kedua panglima yang murah senyum itu depan kampus sebelum mereka pulang. Semua berjalan lancar dan kami harus rela melepaskan mereka kembali memenuhi panggilan tugas.
Dokumentasi: Photo Peserta dengan Bu Anna dan Pak Suhadi sebelum mereka kembali ke Indonesia
Tepat pukul 08.00 waktu Penang perkuliahan dimulai. Dr. Warabhorn Preechaporn melanjutkan perkuliahan dengan materi Integration of STEM in Mathematic Classroom. Kegiatan kali ini berbeda dengan kegiatan kemarin dimana sebelumnya kami hanya disajikan berbagai teori dan konsep mengenai STEM. Pagi ini seperti kebiasaan Dr. Warabhorn memulai kegiatan dengan Brainstorming dengan berbagai cerita yang terkadang membuat kami tertawa.
Beliau mulai bercerita tentang begitu cepatnya perubahan dunia itu terjadi. Diawali dengan pertanyaan sederhana, “ketika kalian lapar apa yang akan anda pikirkan atau lakukan?”.
Berbagai jawaban timbul dari para peserta. Ada yang menjawab Mencari di dapur, membeli di warung makan, memasak, memesan makanan siap saji lewat online, menyuruh istri menyiapkan, atau mencari makan di rumah istri kedua,…. Upss… disambut gelak tawa peserta dan Dr. Wara.
Beliau berkisah, semasa kecilnya ketika hendak makan harus memasak menggunakan Tunggku dan kayu bakar. Perkembangan saat ini orang sudah meninggalkan kayu bakar beralih ke Kompor minyak, gas ataupun listrik. Bahkan karena semakin berkembang ada orang bisa makan meski tak pernah memasak. Iya… betul makanan cepat saji. Dimana saja kita berada tinggal pesan maka makanan itu akan datang.
Dokumentasi: Proses Pembelajaran Dr. Wara menyampaikan materi kepada peserta tentang membuat Prototype Roller Coaster
Dulu di kampungnya yang memiliki TV hanya beberapa orang saja. Itupun TV nya masih sangat sederhana hanya dengan dua warna Hitam dan Putih. Ketika akan menonton maka warga kampung akan berkumpul bagai hendak nonton bioskop. Terkadang mereka harus mengantri pada jam-jam tertentu. Ternyata tidak jauh bedah yah, antara Thailand dengan Indonesia. Kisah masa kecilku juga seperti itu. Serta berbagai cerita lain yang membuat peserta kadang terbawa nostalgia dimasa lalu.
Dokumentasi: Proses peserta membuat Prototype Roller Coaster
Beliau mulai masuk kepada materi penerapan STEM dalam pembelajaran matematika di dalam kelas. Beliau menyampaikan model STEM yang akan diterapkan adalah model terintegrasi. Artinya bahwa Science, Technology, Engineering, dan Mathematics diajarkan dalam bentuk yang tidak terpisah atau terintegrasi. Beberapa contoh penerapan STEM dalam kehidupan sehari-sehari seperti Theme Park atau Wahana Tempat Bermain yang didalamnya ada Seluncuran, RolleCoaster dan berbagai permainan ekstrim lainnya.
sampai ketujuan,….. yesss….. berhasil.
Dokumentasi: bersama Dr. Wara memamerkan Prototype Roller Coaster
Kegiatan kali ini, beliau mengajarkan kami cara membuat jenis terapan STEM sederhana berupa miniatur atau Purwarupa/Prototype Seluncuran/RolleCoaster. Dengan bahan-bahan sederhana seperti koran bekas, kertas bekas, gunting, cutter, lem, selotip, mistar, papan ujian, dan kelereng. Diwajibkan bekerja sama dalam kelompok akhirnya semua kelompok menunjukkan kebolehannya dalam membuat meniatur tersebut. Walhasil berbagai bentuk miniatur seluncuran/rollecoaster tercipta sembari sesekali terdengar gelak tawa disertai teriakan histeris ibu-ibu ketika kelereng digelindingkan pada papan seluncuran dan berhasil.
Dokumentasi: Model Prototype Roller Coaster yang kami hasilkan
Untuk sesi berikutnya kembali kami bertemu dengan Mrs. Teh Kim Hong dengan materi yang berbeda dengan sebelumnya yaitu Invasion of Big Data in Math Classroom. Materi ini tidak kalah menariknya. Pada sesi ini diawali dengan kegiatan diskusi kecil dalam kelompok hingga diskusi besar dalam kelas. Temanya adalah peranan media sosial sebagai salah satu objek Big Data. Masing-masing kelompok menyampaikan hasil diskusi kelompokknya. Diskusinya sangat dinamis dengan berbagai issu terkait dampak positif dan negatif media sosial. Penyebaran berita bohong atau Hoaks menjadi sorotan dalam diskusi ini. Begitupun terungkap tingginya frekuensi penggunaan Media Sosial ini sehari bahkan ada yang menggunakannya sampai 10 jam bahkan lebih, hmmmm.
Inti dari sesi ini adalah bukan untuk membahas dampak negatif dari media sosial itu, misalnya meningkatnya angka prustasi suami atau istri ketika berangkat kerja tapi Handphonenya ketinggalan di rumah. Tapi fokus dari pembahasan ini adalah memberikan pemahaman kepada kami bahwa sesungguhnya setiap hari manusia beraktivitas berkaitan dengan data. Sebagai guru misalnya data yang kita kelola tidaklah sedikit bahkan sangat banyak. Data ini harus dikelola dengan baik agar memberikan kepuasan pelayanan pada siswa kita. Apalagi data itu bisa saja akan dibutuhkan pada masa depan atau data masa lalu dibutuhkan saat ini. Bijak dan terampil dalam memanfaatkan berbagai akses kemajuan technology saat ini kiranya akan sangat membantu guru dalam melaksanakan tupoksinya.
Setelah istirahat siang kami kembali ke kelas mengikuti perkuliahan yang dibawakan oleh Mr. Gan Teck Hock yang mengangkat tema Inquiry-Based Teaching & Learning in Mathematic Classroom. Diawali dengan kegiatan bermain ringan menggunakan tutup botol bekas peserta jadi tahu apa itu Inquiry-based teaching & learning. Dalam sesi ini makin jelas posisi guru dan siswa dalam pembelajaran. Siswa atau pembelajar dalam Inquiry melakukan aktivitas Bertanya, merancang dan menerapkan sebuah metode untuk mendapatkan informasi yang baru, menganalisis dan mensistesis informasi yang baru, mengkonstruksi pemahaman yang baru, dan menerapkan atau memperdalam pengetahuan baru. Adapun aktivitas guru adalah sebagai fasilitator, bertanya dengan pertanyaan yang mengarahkan siswa membentuk pengetahuannya, scaffolding, dan let go atau mengeksplorasi pemahaman siswa tanpa membatasi.
Hari ketiga menerima materi membuat kami makin bersemangat. Bersemangat karena ternyata rasa kami sama semua. Yaitu rindu… yah saling menghibur satu sama lain. Biarkan rindu itu mengalah dengan keceriaan saat belajar. Kelak akan tiba masanya ia akan berlabuh.
Pak kenapa kok sering menyendiri… tanya seorang sahabat kepadaku. “Apakah bapak kurang bahagia?”. Wah jangan salah, menyendiri itu bukan karena tak bahagia. Tapi karena saya sedang memikirkan apalagi yang akan saya lakukan untuk membahagiakan orang-orang yang saya Cintai….
Jangan Rindu, Rindu Itu Berat Jenderal….. (Sambil mencakar tembok disamping kasur).
International House SEAMEO-RECSAM, Penang-Malaysia
13 Maret 2019