Quantcast
Channel: p4tkmatematika.org
Viewing all articles
Browse latest Browse all 364

Focus 1 Titik

$
0
0

Oleh: Alphian AbuFarisArkhan

Kulit nampak kering, memerah dan menghitam. Pagi ini jelas kuperhatikan bahwa suhu Penang memang benar-benar panas. Kemarin saat hendak ke Bukit Bendera Mrs. Cyndi menyampaikan di Bus bahwa kita akan ke lokasi dengan ke tinggian 833 mdPl. Suhu udara di atas beliau gambarkan itu dingin. Sehingga bapak ibu bisa merasakan suasana yang berbeda.

Hmm… saat tiba di atas perasaanku kok nggak ada dinginnya sama sekali. Sama saja dengan suhu Makassar dipagi hari. Jangan dibandingkan dengan suhu di Korea, Jepang atau Belanda yang kadang di bawah 5 derajat celcius bahkan di bawah 0 derajat celcius. Teman-teman yang sedang short course di Korea, Jepang atau Belanda sering memposting itu disosmednya. Untuk daerah Malino saja, sebuah dataran tinggi yang ada di Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan saja dinginnya belum sebandinglah.

Rupanya, semalam saat kudekap rindu ini rapat dalam selimutku teman-teman dalam grup WA Short Course sedang ramai. Mulai dari mengirim dokumentasi pusing-pusing kemarin hingga mengungkapkan rasanya masing-masing.

Nuansa melankolis dan romantis entah lah. Jelas dari tiap baris dan bait puisi yang mereka syairkan menunjukkan mereka dalam kulminasi yang tinggi. Rindu itu bagai mesin waktu yang kapan-kapan menjadi senjata pemusnah massal.

Tak terasa, saling berbalas puisi itu dalam semalam jika dikumpulkan bisa menjadi 1 buku antologi puisi. Bahkan Pak Tundung (guru SMP dari Wonosobo) yang kami kenal sebagai sosok yang agamis dan matematis itupun turut mengungkapkan Rindunya dalam syair puisi nan menohok.

Kembali ke cermin saksi bisu ini. Dia memberikan kabar bahwa simpanlah rindu itu. Biarlah dia abadi hingga tiba masa menemukan peraduannya.

Pagi makin menyingsing diiringi kicau burung nan merdu di taman Recsam yang memang masih sangat asri. Kubuka pintu untuk memastikan kau baik-baik saja di belahan bumi yang jauh. Senyumanmu pagi ini memberikan semangat untuk memulai hari dengan penuh ceria. Hingga akhirnya aku tersentak kaget oleh teriakan Bu Ida (Guru SMP dari Serang Banten) menggedor semua pintu kamar. Rupanya dia lagi cari teman untuk Lari pagi dan ngeGym. Sayangnya semua masih weenak dengan selimutnya.

Tempat wajib pagi ini sudah ramai oleh cikgu yang semangat. Meja-meja sudah hampir penuh dalam posisi melingkar dengan nasi goreng dan teh hangat di hadapan masing-masing.

“Wah…. Jenderal rindu baru bangun yah?” bu Jamila (Guru SD dari Gorontalo) menghentakkan lamunanku saat diperjalanan menuju Café Recsam.

“Begadang yah semalam, pasti pengaruh baca puisi yah dalam grup WA” kata ibu-ibu yang lain.

Memang sih semalam saya hanya menjadi pembaca saja. Saya tak membuat puisi. Saya tetap konsisten sibuk dengan diamku. Ada yang bertanya Diam kok sibuk… iya, diam itu berat loh! Bisa menghasilkan emas. Ada yang bilang Diam itu Emas. Tapi sebenarnya ada Diam yang paling sangat aku takuti.

Ya.. itu.. Diam-Diam Mencintaimu… lah itu berat sekali.

Ambil piring dan mengambil nasi goreng, telur dadar dan teh hangat. Kulihat ada satu meja yang hanya ada dua orang disana. Pak Agus (WI yang luar biasa, apa biasa di luar) dan Pak Yusri (Guru SD asal Kab. Kolaka Timur Sultra) sepertinya sedang asyik diskusi sambil makan. Di meja itulah aku duduk. Sambil makan dan mendengarkan perbincangan mereka tanpa komentar sama sekali.

Rupanya pak Agus sedang membagi ilmunya tentang filsafat kehidupan. Pak Agus ini memang tokoh yang kukagumi karena setiap apa yang ia sampaikan itu sangat mendalam. Tak cukup dengan satu sudut pandang analisa saja untuk memahami maksud dari apa yang iya ucapkan. Seperti ketika dia bercerita tentang sebuah SPBU di daerah Jogjakarta. Di SPBU itu, strategi marketing untuk menarik pelanggan adalah dengan menyediakan Operator Pengisi BBM itu dengan Wanita yang berpenanmpilan menarik dan cantik-cantik. Ini strategi pasar. Begitu juga guru harus punya strategi agar siswanya senang belajar. Kalau gurunya tidak berpenampilan merarik baik dari segi fashion maupun cara mengajar maka siswanya tak akan senang.

Begitu juga dalam dunia marketing. Yah… seperti itu. Itulah yang terjadi di SPBU itu. Jadi ramai kan para konsumen dilayani oleh pelayan yang menarik dan cantik. Pakaian mereka juga (mohon maaf) memang agak sedikit tidak sopan dalam bahasa kita orang timur. Tapi yah itulah… dalam dunia sekarang apasaja dilakukan asal ada keuntungannya dan rupanya konsumen jadi senang.

Tapi coba, pak Praja (Guru SD dari Jogja) jalan-jalan ke SBPU itu malam-malam, kata pak Agus. Perhatikan baik-baik seluruh pelayan itu semua sudah tidak memakai Bra dan Rok lagi.

“Ha….. loh kok parah yah…”, kata ibu-ibu yang mendengar.

“Dimana SPBUnya itu pak” kata pak Praja. (Mungkin dia mau memastikan).

“Iya, karena malam itu pelayannya sudah laki-laki semua”, kata pak Agus Sambil tertawa…. Hahaha….

Spontan semua tertawa. Ruang makan jadi riuh.

Hadeuh jadi ingat pengalaman kemarin sesaat sebelum berangkat Pusing-Pusing. Di depan kampus kami sedang asyik photo-photo. Saya, pak Suhadak (Ketua kelas kami Guru SMP dari Biak) dan pak Anang (Guru SD Jogjakarta). Kami bertiga sebagai modelnya dan Pak Amiri (Guru SMP dari Kab. Seram Maluku) sebagai Photografernya tiba-tiba melintas mu Lailia (Guru SMP dari Magelang) dan Bu Lababa (WI P4TK Matematika) di depan kami.

Spontan bu Laila berkata “Wah, bu Lababa, lihat tuh Burungnya keren-keren banget” dengan ekspresi gemes gimana gitu.

Kami yang sedang serius bergaya siap photo kaget dan langsung memeriksa resleting celana masing-masing.

Melihat tingkah kami bertiga, kedua Ibu ini tertawa dan segera mengklarifikasi. Bukan burung itu tapi burung yang di belakang Bapak itu ada 2 ekor. Hadeuh… hati-hati kalo ngomong harus jelas agar tak ambigu.

Yah cerita pagi ini di ruang makan makin lucu dan makin panas. Entahlah… seminggu ini memang kami semua terbawa suasana serius. Mungkin karena baru kenal dan saling beradaftasi. Suasana pagi ini begitu berbeda.

“Awalnya, bapak ibu merasa kegiatan ini, lah… lama banget. 21 hari itu lama sekali…. Tapi nanti jika makin dekat berakhir kegiatan nanti mikirnya lah udah mau selesai. Bentar lagi pisah. Akan tambah lagi rasa Rindu itu”, kata Pak Sigit (WI P4TK Matematika).

Jadi benar-benar harus diatur waktunya agar semua berjalan dengan baik. Jangan ada yang stres apalagi sakit. Santai saja ikuti semua prosesnya. Orang serius itu ciri-cirinya suka melucu. Lah orang di P4TK Matematika saja kami tiap hari serius dengan matematika lah Wi nya kocak-kocak semua, kata bu Lababa.

Cerita soal kegiatan, pak Sigit lalu berkisah tentang pengalamannya Diklat di Makassar. Saat itu dia dari Jogja naik pesawat dengan pakai Baju Kaos dan Celana Jeans. Pikirnya nanti tiba di hotel baru ganti baju untuk kegiatan. Kondisinya justru di luar rencana. Saat tiba di Bandara rupanya kopernya tidak ketemu di bagian pengambilan Bagasi. Setelah melapor ke petugas Bandara disampaikan agar sabar nanti mereka akan menghubungi jika Kopernya ketemu.

Sebelum pulang, beliau diminta untuk menyimpan nomor kontak dan diberi tahu mekanisme asuransi barangnya. Jika barangnya tak ketemu maka pihak maskapai akan memberikan konpensasi 200.000 rupiah perhari. Tapi jika hari ke empat barang yang hilang tersebut tak ketemu maka akan diberikan uang tunai 4 juta rupiah sebagai konpensasi atas kesalahan pihak maskapai.

Okelah, beliau ke Hotel naik taksi namun singgah ke Butik dekat Hotel membeli Baju batik untuk pembukaan dan kegiatan. Sebelum membeli beliau mengkonfirmasi ke Istrinya mengeluh bahwa kopernya tercecer dan terpaksa beli baju. Yo… weslah… silahkan beli, kata istrinya.

Setelah tiga hari akhirnya pak Sigit di telepon lagi oleh pihak Maskapai bahwa Kopernya sudah ketemu. Rupanya ada orang yang salah ambil koper. Sudah sempat dibawah ke rumahnya di luar kota Makassar. Baru sempat dikembalikan pada hari ketiga.

Setelah ditelepon pihak maskapai, pak Sigit lalu menelepon lagi istrinya. Menyampaikan bahwa kopernya sudah ketemu dengan nada mengeluh.

“Loh, koper hilang mengeluh, nah ini koper ketemu kok masih ngeluh”, kata istrinya.

“Lah, kenapa kopernya gak ketemu pas hari kelima saja, kan gagal dapat uang 4 Juta rupiah, yah jadinya cuman dapat 4 ratus juta saja” kata pak Sigit.

Hahahaha…. Hahahaha…. Koplak… sambil pukul Jidat… semua tertawa lepas…

Ok sudah dulu yah…. Pak Zasuli sudah memanggil mau diskusi kelompok membuat Lesson Plan…. Tetap Focus 1 Titik… titik itu…. Yah itu Kamu…

 

International House SEAMEO-RECSAM, Penang-Malaysia

17 Maret 2019

 


Viewing all articles
Browse latest Browse all 364

Trending Articles


FORECLOSURE OF REAL ESTATE MORTGAGE


Sapos para colorear


Tagalog Quotes About Crush – Tagalog Love Quotes


OFW quotes : Pinoy Tagalog Quotes


Long Distance Relationship Tagalog Love Quotes


Tagalog Quotes To Move on and More Love Love Love Quotes


BARKADA TAGALOG QUOTES


Best Crush Tagalog Quotes And Sayings 2017


Vimeo 10.7.0 by Vimeo.com, Inc.


Girasoles para colorear


mayabang Quotes, Torpe Quotes, tanga Quotes


Break up Quotes Tagalog Love Quote – Broken Hearted Quotes Tagalog


Patama Quotes : Tagalog Inspirational Quotes


Pamatay na Banat and Mga Patama Love Quotes


5 Tagalog Relationship Rules


INUMAN QUOTES


Re:Mutton Pies (lleechef)


Vimeo 10.7.1 by Vimeo.com, Inc.